Pages

Minggu, 29 Desember 2013

Harapan



Di pagi hari itu Tomy sibuk mencari ensiklopedianya di rak buku karena dia mendapat tugas dari sekolahnya mencari jenis-jenis serangga. Tanpa disengaja Tomy menemukan sebuah album foto.


“Tomy sedang apa kamu remot TVnya ditaru dimana?” Teriak Ayahnya dari kejauhan.


“Sebentar Yah,,,!!” Sahut Tomy.


Lalu Tomy menghampiri Ayahnya di ruang keluarga sambil membawa album foto yang dia temukan tadi.


“Ayah aku menemukan ini di rak buku. Ada fotoku ketika aku masih kecil, foto Bunda dan Ayah” Sambil menunjukan album foto ke Ayahnya.


“Loh ini kan album foto keluarga kita? Bahkan Ayah sudah lupa dimana menyimpannya dulu” Kata Ayahnya.


Mereka pun membuka lembar per lembar album foto itu. Aldy ayah Tomy sampai lupa mencari remot TV karena sibuk membuka lembar per lembar album foto bersama Tomy. Album foto itu adalah album keluarga mereka dari ketika Aldy dan Eky Ibu dari Tomy berpacaran sampai menikah. Tomy adalah anak tunggal Aldy dan Eky, anak yang terbilang penurut dan berprestasi di sekolahnya. Itu karena Aldy dan Eky mendidik Tomy dengan tegas, disiplin dan kasih sayang. Aldy bekerja sebagai Analisis Sistem disebuah perusahaan di Surabaya dan Eky bekerja sebagai guru les musik di sebuah SMP di Surabaya.


“Ini ketika ulang tahunnya Tomy yang pertama. Tomy nagis ketika mau tiup lilin” Ucap Aldy pada Tomy.


“hahahah…………!” Aku jadi malu ternyata aku dulu cabi juga ya Yah” Sahut Tomy sambil tertawa.


Satu per satu album mereka buka.


“Ini siapa Yah mesra banget. Mantannya Ayah ya….! Cie…,, tak bilangin Bunda loh….!!” Canda Tomy pada Ayahnya.


“Oh… ini Tom! Ini adalah wanita dan cinta terakhir Ayah” Jawab Ayahnya.


“Maksud Ayah!!” Tomy heran.


“Ini Ibumu dulu” Jawab Ayahnya.


Tomy kaget tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya. Seakan-akan dia tidak percaya bahwa foto yang sedang dilihatnya adalah ibunya.


“Bagaimana mungkin bunda cantik sedangkan yang di foto ini cupu, kurus dan di pipinya penuh bintik-bintik noda” Ucap Tomy terheran-heran.


“Heheheh…..,, umurmu berapa Tom sekarang” Tanya Ayahnya sambil tersenyum manis.


“Aku sudah berumur 15 Tahun Yah” Jawab Tomy.


“Ternyata anak Ayah sudah gede ya? Ayah rasa sudah cukup dewasa untuk mendengar cerita Ayah ini”


“Memang cerita apa Yah?!” Tanya Tomy.


“Dulu waktu Ayah kuliah di Universitas Surabaya Ayah adalah mehasiswa terpopuler di kampus, Ayah selalu ikut berbagai kegiatan kampus. Teman Ayah banyak, pergaulan Ayah luas. Dulu Ayah juga sempat pacaran dengan tante Rere”


“What!! Tante Rere Yah! Sela Tomy ketika Ayahnya bercerita.


“Iya Tante Rere tapi kita putus waktu itu”


*kembali ke 20 Tahun yang lalu*


“Aldy kita putus!!” Bentak Rere pada Aldy ketika mereka berbicara di pinggir lapangan basket.


“Apa yank! Apa maksudmu yank?! Kenapa minta putus? Padahal hubungan kita sedang harmonis. Apa aku punya salah?” Ucap Aldy memelas pada Rere.


“Memang tapi aku uda bosen sama kamu! Kamu uda enggak seromantis dulu”


“Apa katamu?!!” Aldy sangat kaget.


“Iya aku sudah merasa jenuh dengan hubungan ini” Ucap Rere dengan santainya.


“Jenuh!! Aku tau kamu jenuh karena kamu sedang PDKT dengan Eno kan?”


“Kalau iya memang kenapa! Dalam segi materi Eno lebih punya dari kamu”


“Oke fine!!” Bentak Aldy pada Rere yang tidak terima dengan perlakuannya.


Aldy sangat kalut, dia merasa sangat kecewa hubungan yang dia jalani selama 1 tahun berakhir hanya karena orang ke tiga. Aldy sudah curiga dengan sikap Rere yang sudah berubah hampir sebulan yang lalu tapi kecurigaannya tertutupi oleh kegiatannya di kampus maupun di luar kampus. Aldy marah, kesal, sedih, semua rasa itu bercampur aduk dalam pikirannya. Bergegas Aldy pergi meninggalkan Rere yang masih duduk di pinggir lapangan. Ingin rasanya Aldy memukul Eno.


“Eno kan anak teater, dia pasti di gedung teater. Eno awas kamu!” gumam Aldy sambil mengepalkan kedua tangannya.


Sesampainya di gedung teater Aldy mencari Eno tapi dia tidak menemukannya. Keadaan gedung saat itu sangat sepi, ternyata hari itu tidak ada latihan teater. Segala penjuru tempat sudah dia lihat hingga matanya tertuju pada sebuah bangku di pojok kiri atas.


“Mungkan itu Eno” pikir Aldy.


Didekatinya sosok itu dan ternyata sosok itu bukanlah Eno melainkan seorang perempuan yang kelihatannya sedang menangis. Aldy merasa heran sedang apa wanita itu di gedung teater, sempat Aldy berfikir kalau wanita yang samar-samar dia lihat adalah hantu karena keadaan gedung teater agak gelap tapi cukup untuk melihat dan membedakan suatu benda.


Sedikit demi sedikit Aldy mendekati sosok wanita tersebut, jantungnya mulai berdegup tidak karuan. Aldy melupakan masalahnya dengan Rere dan Eno. Dia lupa apa tujuannya datang ke gedung teater, Aldy terlalu terpaku pada sosok wanita yang dia temui.


“Hey kamu,, Ka,,kamu setan apa manusia! Ka,,kalo manusia ja,,jawab!” ucap Aldy terbata-bata.


“Monyet lo gue dikatai setan! Pergi sana enggak tau apa gw ada masalah!!” Bentak cewek tersebut pada Aldy.


“Ya maaf,, habis ditempat seperti ini sendirian nangis pula. Gw pikir setan”


“Lah lo ngapain kesini! Uda tau tempat ini sepi”


“Gw kesini karena ada urusan dengan seseorang. Gw mau buat perhitungan dengan tuh orang!!”


“Terus nemu orangnya?”


“Enggak, yang gw temuin malah cewek galau disini lagi nangis bikin takut orang yang denger”


“Lo juga galau kan?! Ngaca dulu kakau ngomong!!”


“Galak amat,, boleh duduk disini gak?” Tanpa menunggu jawaban dari cewek tersebut Aldy duduk dibangku sebelah cewek tersebut.


“Apa!! Enggak terima? Semua cowok itu sama enggak punya hati”


“Hey kalau punya masalah ya uda simpan sendiri enggak usah melimpahkan ke orang lain. Lagian cewek juga sama enggak punya hati”


“Kamu bilang gini bilang gitu tapi intinya sama aja”


“Kalau boleh tau apa masalah lu?”


Cewek itu kemudian menceritakan masalahnya pada orang yang baru dikenalnya yaitu Aldy. Ternyata cewek itu mengalami hal yang sama dengan Aldy, baru saja diputusin pacarnya tapi masalahnya berbeda. Selama mereka pacaran cowok dari cewek itu sudah memiliki pacar selain dia. Si cewek ini hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya karena cewek ini terkenal cerdas di kampusnya. Tapi dari segi penampilan cewek ini cupu dan kurang dalam bergaul.


“Kalo bisa gw enggak mau dilahirin sebagai cewek cerdas. Gw pengen tampil modis dan punya banyak teman plus disukai banyak cowok” kata cewek itu.


“Terus kalo keinginan lo kesampaian apa hal itu akan merubah hidup lo lebih baik?! Apa orang tua lo banggak, apa cowok yang udah mutusin kamu itu akan menyesal seumur hidup?! Jalan hidup lo itu masih panjang, lo masih belum tau apa yang akan terjadi setelah ini dan lo masih belum menyadari potensi yang ada di diri lo. Mungkin sekarang yang lo rasain pahit tapi apa akan selamanya pahit? Enggak kan? Pasti suatu hari nanti ada manisnya”


“Thanks ya apa yang lo omongin ada benarnya juga. Kalau boleh tau orang yang lo cari itu siapa?”


“Orang yang gw cari itu Eno anak teater makanya gw cari kesini, lo kenal enggak sama dia?”


“Enggak! Apa pentingnya dia buat gw”


“Terus sama enggak pentingnya dengan gw?”


“Bukannya gitu tapi,,,” belum sempat cewek itu melanjutkan perkataanya Aldy menyelatnya.


“Nama gw Aldy. Nama lo siapa?” Aldy menjulurkan tangan kananya ke cewek itu.


“Nama gw Eky, lo enggak lupa kan? Tujuan lo datang kesini apa?” sembari berjabat tangan.


“Sayangnya gw udah lupa, dan menurut gw tujuan itu udah enggak penting lagi. Setelah mendengar curhatan lo gw jadi sadar ngapain gw terlalu ambil pusing. Udah enggak perduli gw sama mereka. Thanks ya”


“Thanks!! Untuk apa?”


“Ya karena udah menyadarkanku” sambil tersenyum pada Eky.


“Yaaa,,” ucap Eky.


“Udah dulu gw mau ke kantin. Lo enggak ikut?”


“Makasih gw mau disini aja”


KRUUUKKK,,,,,KKKK~~~


Bunyi perut dari Eky, betapa malunya Eky saat perutnya berbunyi. Wajar karena dia belum makan karena sibuk menangis di gedung teater lagi pula saat itu adalah jam makan.


“Bunyi apaan tuh!! Udah kamu ikut aku aja aku yang traktir” Celetuk Aldy pada Eky.


Sejak saat itu Aldy lebih sering bertemu dengan eky di kampus, lebih banyak ngobrol, sharing, dll. Aldy mendapatkan hal yang baru dalam hidupnya, kenyamanan. Dia merasa nyaman jika bersama Eky, bahkan setelah beberapa bulan mereka kenal keakraban mereka bukan hanya di kampus tapi diluar kampus pun juga. Eky sering mengikuti aktifitas Aldy, dan Aldy pun sering kerumah Eky untuk hanya sekedar bercanda atau belajar bersama. Meski mereka berbeda jurusan tapi kemampuan Eky cukup luas bisa disebut berbagi ilmu.

Rere yang melihat kedekatan Aldy dan Eky merasa tidak senang, bagaimana pun dulu Rere adalah bekas pacar Aldy jadi ada ketidak relaan di hati Rere jika Aldy dimiliki orang lain terutama Eky yang terlihat cupu dimata Rere. Ketika Eku berjalan di aula Rere menghadang Eky.

“Hey cewek cupu!” kata Rere sembari menatap Eky.

“Maaf apa sebelumnya kita saling kenal?” Ucap Eky penasaran.

“Apa penting gw kenal sama lu. Siapa juga yang mau berteman sama cewek yang jelek kayak lu!”

“Maksud lu apa?!! Apa gw punya masalah sama lu.”

“Enggak Cuma gw bingung aja, kenapa Aldy cowok paling popular di kampus ini mau deket sama lu. Gw Cuma ngasih saran aja mending lu jauhin Aldy deh!! Karena jika dia semakin lama deket sama lu maka dia akan kehilangan popularitasnya dan akan berganti menjadi si Aldy with cewek cupu. hahahah”

“Sumpah lawakan lu enggak asik! Garing!!” Eky berlalu begitu saja meninggalkan Rere. Eky merasa jengkel dengan Rere, hinaan yang Rere lontarkan membuat mood Eky menghilang. Ketika Aldy menyapa Eky, Eky hanya diam sambil melamun.

“Eky lu kenapa? Dari tadi diem aja, ada masalah ya?” Ucap Aldy yang penasaran dengan sikap Eky.

“Enggak apa-apa.”

“Lah terus kenapa aku dari tadi di diemin mulu?”

“Gw enggak apa-apa,,,,! Gw butuh sendiri mending sekarang lu pergi dan cari teman-teman lu yang sama populernya kayak lu”

“Lu kenapa sih?! Kita kan sahabat, kenapa harus tertutup sama gw”

“Gw Cuma ngasih saran aja supaya popularitas lu enggak ilang karena berteman sama gw. Udah mending lu pergi aja deh,,!! Mood gw ilang gara-gara lu ada disini”

“OK! Fine kalo itu maul u” Aldy lalu meninggalkan Eky. Aldy bingung dengan sikap Eky yang berubah. Dia penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Eky.

Ternyata perkataan Rere pada Eky cukup mempengaruhinya. Sejak saat itu hubungan Eky dan Aldy mulai longgar, Eky selalu menghindari Aldy, selalu merejeck telepon dari Aldy. Aldy semakin bingung dengan sikap Eky.

“Eky sebenarnya apa yang terjadi sama kamu,,,,?”

Suatu hari Aldy menghadang Eky di depan aula. Saat Eky datang Aldy berdiri di depan Eky, menghadang langkahnya.

“Minggir gw mau lewat” Kata Eky.

“Gw mau ngomong sama lu” Tanpa basa-basi Aldy menyeret tangan Eky.

“Aww,, sakit Aldy!! Lepasin gw!” Eky terus diseret oleh Aldy menuju sebuah tempat.

“Kenapa lu bawah gw ketempat ini” Kata Eky.

Ternyata Aldy membawa Eky ke gedung teater tepat di bangku ketika Aldy pertama kali kenal dengan Eky.

“Kamu masih ingat gk dengan tempat ini” Ucap Aldy pada Eky.

“Kenapa Tanya gitu?!”

“Ini adalah tempat pertama kita kenal. Disinilah awal dari kedekatan kita” kemudian Aldy tertawa kecil sambil melanjutkan ceritanya pada Eky.

“Heheheh,,, pertama kali aku melihat mu ku pikir kamu hantu lalu kamu marah dengan tuduhan ku itu. Itu adalah kenangan yang tak bisa aku lupakan. Saat itu kita mempunyai masalah yang sama tapi aku merasa bersyukur” Aldy menghentikan ceritanya.

“Bersyukur kenapa?” Ucap Eky penasaran.

“Aku merasa bersyukur karena masalah itu dan tempat ini telah mempertemukan ku dengan seseorang. Seseorang yang ternyata membuat ku menjadi diriku yang lebih baik. Seseorang yang special dimataku yang mau menjadi sahabat terbaikku dan seseorang itu adalah orang yang saat ini mau mendengarkan ceritaku”

“Jadi intinya,,,?” Ucap Eky yang merasa bosan dengan omongan Aldy.

“Seseorang itu adalah kamu” kata Aldy sambil menatap Eky.

“Ohh,,,, aku terkejut. Udah ceritanya,,! 15 menit waktuku terbuang hanya untuk mendengarkan mu berbicara” Eky berdiri ingin meninggalkan Eky.

Tapi Aldy reflek memegang tangan Eky untuk menahannya pergi.

“Eky sampai kapan kamu terus begini?” Ucap Aldy memelas.

“Apa aku terlalu penting buat kamu. Padahal meski tanpa aku kamu masih bisa kan menjalani hidup”

“Kamu salah jika kamu berfikir seperti itu, bagiku kamu lebih dari penting. Aku merasa senang bersama mu, aku merasa bahagia bersamamu, bersamamu lebih dari sekedar indah, aku tak perna merasa seperti ini kamu beda dariyang lain, kamu adalah warna baru dalam hidup ku. Bagiku kamu seperti,,,,,,,” Aldy menghentikan kata-katanya.

“Seperti apa?” Ucap Eky.

“Seperti,,,,, seorang sahabat”

“Oh sahabat ya,,,!! Terus apa bedanya dengan sahabatmu yang lain.” Eky kemudian meninggalkan Aldy.

Disaat Eky hampir keluar Aldy melanjutkan kata-katanya.

“Bagiku kamu seperti seseorang yang special dihatiku karena aku sayang sama kamu”

Mendengar ucapan dari Aldy Eky merasa kaget dan hanya dapat terdiam kaku di sudut pintu yang mau dibukanya. Eky kemudian berbalik arah kembali ke hadapan Aldy untuk meyakinkan ucapan dari Aldy tadi.

“OK. Kita memang sudah cukup lama kenal tapi enggak mungkin orang yang sepopuler kamu bisa suka dengan gw yang jelek ini,,,,!!!”

“Aku enggak peduli, yang aku mau hanya kamu bukan orang lain. Apa kamu mau jadi pacarku Eky?”

“Maaf Aldy aku enggak bisa rasanya ini sangat aneh”

“OK. Aku terima jawaban mu enggak apa-apa jika kamu tidak suka dengan ku asalkan aku bisa bersama denganmu itu sudah cukup membuat ku bahagia dan aku akan selalu jawaban iya darimu. Akan ku buktikan bahwa aku tidak main-main, cintaku tulus untukmu. Jadi tolong jangan seperti kemarin, jangan mencoba meninggalkan ku. Tolong mengertilah aku karena aku butuh kamu Eky?” Aldy memegang tangan Eky.

Aldy memang membuktikan omongannya. Disaat Aldy mengajak Eky nonton ke bioskop aldy membawakan setangkai bunga ketika menjemput Eky dirumahnya. Itu adalah kencan pertama mereka.

“Jangan harap dengan menyogok ku dengan bunga lu bisa jadi pacar gw” Ucap Eky sinis pada Aldy.

“Heheh,,, aku tadi menemukannya dijalan. Aku sengaja membawakannya untukmu”

“Menemukan dijalan atau ditoko bunga?”

Perhatian khusus yang Aldy berikan ternyata semata-mata hanya ingin memperlakukan Eky secara istimewa. Disisi lain hubungan Rere dengan Eno mulai renggang, Eno mulai cuek dan terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. hal itu membuat Rere bertanya-tanya “Sebenarnya apa yang terjadi dengan Eno” Rere tak kuasa menahan semua Tanya yang ada di kepalanya. Suatu hari Rere menyelidiki Eno. Rere mengikuti Eno ke suatu tempat yang tak dia kenal. Ternyata Eno menuju ke rumah yang Rere tidak tau itu rumah siapa? Betapa kagetnya Rere ketika dia melihat cewek keluar dari dalam rumah dengan dandanannya yang rapi kemudian memeluk Eno dengan mesra. Rere merasa kesal, marah, kecewa, semuanya bercampur aduk dalam fikirannya.

“Sebenarnya siapa cewek itu?” Ucap Rere dalam hati.

Rere mengikuti kemana mereka pergi, dari mall, restaurant, hingga sore harinya ke sebuah nighclub. Rere semakin jengkel dengan mereka berdua, amarahnya seakan-akan mau meledak. Setelah mereka keluar dari nighclub Rere mendekati mereka lalu mendorong Eno.

“Eno siapa dia!!” ucap Rere pada Eno dengan nada tinggi.

Eno hanya terdiam.

“Jawab siapa brengsek!!”

“Eh lu siapa? Eno itu cowok gw!” Hardisk cewek tersebut sambil mendorong Rere.

“Siapa lu. Eno itu cowok gw!!” Balas Rere mendorong cewek tersebut.

“Sudah kalian jangan bertengkar disini” Eno melerai kedua cewek tersebut.

“Jelasin dia siapa Eno?!” Rere mulai kesal.

“OK. Dia adalah cewek gw. Sekarang lu puas!!”

“Oh jadi gitu. Ternyata lu Cuma cowok brengsek ya?”

“Gw udah bosen sama lu, lu itu Cuma cewek cupu. Beda dengan dia, dan lebih menggairahkan dari pada lu. Sedangkan lu! Lu gw ajak ke nighclub aja enggak bisa, ini lah, tugas lah, baksos lah. Gw muak dan gw minta putus.”
“Apa! Putus!! OK. Fine kita putus!! Jangan perna cari gw lagi karena gw enggak mau melihat muka lu ada dihadapan gw!” Rere meninggalkan mereka berdua.

“Udah sayang ayo kita ke Hotel jangan urusin cewek gila itu,,”

“Dasar cowok brengsek!!!” Ucap Rere dalam hati.

Rere tidak menghiraukan kata-kata dari cewek tersebut. Rere merasa sangat terhina dengan kejadian tadi.

“Terkutuk kalian berdua! Dasar cowok brengsek!!!”

Disaat itu Rere tiba-tiba mengingat Aldy, betapa bersalahnya Rere pada Aldy dan berniat untuk balikan lagi dengan Aldy. Keesokan harinya Rere menunggu kedatangan Aldy di aula. Setelah dia melihat Aldy, Rere menghampirinya dan mengucapkan.

“Siang Aldy, udah lama ya kita enggak ketemu. Kamu udah enggak marah kan sama aku?”

“Pagi juga Rere, udalah itu kan Cuma masa lalu. Aku enggak perna marah kok sama kamu”

“Kamu sekarang mau kemana?”

“Aku mau ke kantin nih!!”

“Boleh aku ikud,,!”

“Boleh-boleh aja,,,”

Sesampainya di kantin Aldy duduk bersama Eky, Rere yang melihat Eky merasa rishi. Rere menganggap kehadiran Eky Cuma pengganggu pemandangan.

“Ya ampun,,, cewek cupu ini lagi, enggak kapok juga lu!” Ucap Rere pada Eky.

“Dia punya nama dan namanya bukan cewek cupu” Ucap Aldy pada Rere.

“Aldy kenapa lu bawah dia” Tanya Eky pada Aldy.

“Kalian sudah saling kenal ya,,,? Rere duduk sini. Eky udah pesan makanan?”

“Belum!!” Jawab Eky kesal.

“Rere lu mau pesan apa?” Tanya Aldy pada Rere.

“enggak usah udah kenyang!”

“OKE,, Eky kalo lu mau pesan apa?” Tanya Aldy pada Eky.

“Sama kenyangnya”

“Kalian berdua kenapa sih?!!” Tanya Aldy yang penasaran dengan sikap kedua cewek yang bersamanya.

“Aldy dia siapa?” Tanya Eky pada Aldy.

“Gw adalah Rere mantan pacarnya Aldy” sebelum Aldy menjawab tiba-tiba Rere menjawaab pertanyaan Eky.

“Oh pantes.” Ucap Eky sambil menatap Aldy.

“Aldy siapa cewek cupu ini” Tanya Rere pada Aldy.

“Dia,,,, Eky. Dia,,,,,, pacarku” Jawab Aldy.

Jawaban Aldy membuat Rere dan Eky kaget. Rere merasa kaget karena tidak percaya bahwa cewek cupu yang ada di depannya adalah pacarnya Aldy. Rere berfikir bahwa cewek cupu itu sama sekali tidak selefel jika menjadi pacar Aldy. Dan Eky merasa kaget karena Eky selama ini tidak menerima Aldy sebagai pacarnya kemudian Aldy tiba-tiba bilang bahwa dirinya adalah pacarnya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Aldy yang merasa canggung kemudian pergi memesan makanan.

“Karena semuanya sudah kenyang dan kebetulan Cuma gw yang lapar jadi gw pesan makanan sendiri”

Susana semakin memanas ketika Aldy meninggalkan mereka berdua.

“Hey lu nyadar diri enggak sih! Aldy enggak mungkin suka sama lu. Yang pantas dengan Aldy adalah gw. Lu itu enggak level sama gw. Coba lihat diri lu! Udah cupu, jelek lagi”

Kemudian Aldy datang sambil membawa makanan yang dia pesan.

“Yakin kalian enggak mau makan?” Tanya Aldy

“Gw mau ke kelas dulu” Eky tiba-tiba berdiri ingin meninggalkan mereka.

“Eky lu mau kemana? tunggu gw” Aldy kemudian berdiri. Belum sempat menyusul Eky, Rere memegang taangan Aldy.

“Aldy lu mau kemana? Udalah,, biarin dia pergi. Kenapa juga sih lu belain cewek kayak dia” Ucap Rere sambil memegang tangan Aldy.

“Lepasin gw Re! Gw mau menyusul Eky”

“Enggak mau! Lagi pula kenapa sih lu belain cewek kayak gitu, udah cupu, jelek lagi! Mending sama gw”

“Lepasin gw Re!” Aldy melemparkan tangan Rere kemudian melanjutkan perkataannya.

“Maaf gw enggak bisa karena hati gw bukan lagi buat lu. Hati gw Cuma buat Eky. Eky lebih dari berharga dari pada lu. Seharusnya lu nyadar sebagai cewek enggak aka nada cowok yang tertarik dengan cewek yang kayak lu. kecuali lu merusaha untuk merubah diri untuk menjadi baik. Sory gw harus menyusul Eky dulu.” Aldy belalu begitu saja meninggalkan Rere yang masih memikirkan perkataan Aldy tadi.

 “Eky,,, Eky tunggu! Dengerin gw” Aldy mencoba mengejar Eky.

Aldy terus berteriak berharap Eky mendengarnya.

“Eky,,, Eky tunggu,,,!! Berhenti” Aldy memegang tangan Eky supaya Eky menghentikan langkahnya.

“Lepasin Aldy!!!”

“GW mau bicara” Aldy menyeret tangan Eky ke sebuah lorong.

“Lepas Aldy! Sakit tau!!”

“Eky,, ka,,kamu nangis?” Aldy melihat air mata menetes di pipi eky.

“Idih,, siapa yang nangis aku tadi Cuma kemasukan debu kok!”

“Udah kamu enggak usah bohong. Jangan-jangan Rere bicara hal yang macem-macem ya sama kamu,,,? Udah ya,, jangan dengerin dia cukup kamu dengerin kata-kata ku” Aldy memeluk Eky mencoba menenangkan hati Eky.

“Kenapa sih lu ngejar gw,,? Mending lu bersama dengan Rere yang gk cupu itu,,!”

“Aku lebih memilih yang cupu tapi baik dari pada cantik tapi sombong. Eky jangan percaya kata-katanya ya? Hati ku untuk mu enggak akan berubah kok. Aku sayang banget sama Eky.”

“Thanks ya Aldy,,” Tanpa sadar Eky membalas pelukan Aldy.

“Eky enggak usah berterima kasih. Karena aku tulus melakukan semua ini”

Rere yang melihat Aldy berpelukan dengan Eky semakin kesal. Rere ingin menghancurkan hubungan mereka.

“Enggak ada yang boleh milikin Aldy kecuali gw” Ucapnya dalam hati.

Rere sangat kesal dengan Eky dan berencana untuk mencelakai Eky. Seusai pulang kampus Rere menunggu Eky lewat di dalam mobilnya. Setelah Rere melihat Eky lewat, Rere menancap mobilnya dengan kencang lalu menabrakannya ke Eky.

~BROOOOMMMM~~

“Gyaaaaa,,,,,,” Eky menjerit melihat mobil menghampirinya dengan kencang.

BRUAAAKKKKK

Eky terpentan di jalan mukanya penuh dengan darah dan kaki kirinya patah. Rere buru-buru meninggalkan TKP. Eky dibawah ke UGD mendapat perban di muka, kaki dan tangannya. Karena lukanya yang parah Eky harus menginap kurang lebih 3 bulan di rumah sakit. Aldy yang mendengar kabar Eky kecelakaan langsung ke rumah sakit. Betapa khawatirnya Aldy saat itu, Aldy sangat sedih melihat orang yang dia sayangi hanya bisa berbaring lemah di tempat tidur. Aldy mencari tau siapa yang menabrak Eky, meski tidak ada saksi yang melihat siapa orang yang menabrak di dalam mobil itu tapi seorang saksi melihat nomor plat mobil tersebut. Dan nomor plat mobil itu adalah milik mobil Rere, dihampirinya Rere di tempat biasa dia nongkrong.

“Aldy lu nyari gw ya,,,” Ucap Rere sambil senyum.

“Udah hentikan senyum palsu lu. gw gk nyangka lu bisa melakukan hal sekejam itu. Emang Eky salah apa sih sama lu?! tega-teganya lu sampai nabrak dia”

“Maksud kamu apa Aldy?” Ucap Rere pura-pura tidak tau.

“Kalo lu punya nyali mending lu datang ke rumah sakit untuk minti maaf dengan Eky. Cuma itu aja yang ingin gw sampaikan” Aldy lalu meninggalkan Rere.

Aldy kembali kerumah sakit menjaga dan menuggu Eky. Hampir dua minggu Aldy tidak pulang karena menjaga Eky, sesekali dia keluar untuk mandi dan makan, kadang juga Aldy keluar mengambil uang ke ATM. Betapa setianya Aldy menunggu Eky sampai pulih bahkan meminta salah satu dokter untuk membuatkan suarat ijin sakit ke kampusnya. Demi Eky dia rela melakukan apa saja, Aldy yang membayar semua biaya administrasi rumah sakit. Ketika Eky sudah mulai sadar betapa senangnya Aldy.

“Aldy emang gw pingsan uda berapa hari?” Tanya Eky pada Aldy.

“Kira-kira udah hampir dua minggu Eky” Jawab Aldy.

Aldy benar-benar menjaga Eky bahkan setelah 2 bulan Eky ada di rumah sakit Aldy senantiasa menjaganya. Aldy membawa Eky jalan-jalan dengan kursi roda, menyapinya makan, membacakan novel kesukaan Eky ketika Eky mau tidur. Aldy jarang pulang kecuali Eky yang memintanya.

“Lihat ni ky aku bawa apa? Novel kesukaan kamu. Aku bacaain ya,,,!” Ucap Aldy sambil membuka Novel.

“Lu mau membacakan Novel ketika aku mau tidur?”

“Iya, emang kenapa?”

“Lu kayak emak-emak.”

“Apa katamu!!” Ucap Aldy kaget.

“Iya! Biasanya kalo emak-emak sebelum anaknya tidur apa yang dia lakukan?”

“Bacain dongeng supaya anaknya tidur” Jawab Aldy.

“Ya kayak kamu sekarang”

“Eky!!! Kamu,,!!! Awas ya,,,” Ucap Aldy sambil mengepalkan tangan dihadapan Eky.

“Udah dulu aku mau tidur” Eky memalingkan muka sembari menutup ke dua matanya.

“Hey Eky aku belum selesai!! Ya udah aku juga mau tidur.” Aldy merasa kesal sambil menata selimutnya di sofa.

Itu adalah pengalaman pertama Aldy membacakan novel untuk Eky tapi setelah malam berikut dan seterusnya Eky selalu mendengarkan Aldy membacakan novel untuknya sampai dia merasa ngantuk. Eky merasa senang ada Aldy yang selalu menemaninya, ada disaat dia senang, ada disaat dia sedih. Eky mengingat saat dia pertama bertemu dengan Aldy, mengingat kata-katanya. Kata-kata yang di ingat Eky oleh Aldy saat itu adalah “Jalan hidup lu itu masih panjang, lu masih belum tau apa yang akan terjadi setelah ini dan lu masih belum menyadari potensi yang ada di diri lu.” Kata-kata itu lah yang membuat Eky merasa punya harapan baru. Entah harapan itu Aldy? Terkadang terbesit difikiran Eky.

Pagi hari ketika Aldy mencari kopi Aldy melihat Rere berjalan di lorong rumah sakit kemudian menghampiri aldy lalu berkata pada Aldy.

“Kamarnya Eky ada dimana Aldy?”

“Kenapa? Apa kamu mau cari gara-gara lagi?!” Jawab Aldy sinis.

“Bukan karena itu,, aku mau menjenguk dan sekaligus minta maaf dengan Eky”

“Apa yang membuatmu berubah drastic seperti ini?”

“Aldy enggak selamanya orang akan jahat aku sudah menyadari bahwa apa yang selama ini aku lakukan salah dan aku ingin menebus semua kesalahan ku selama ini dan langkah awal ku adalah minta maaf pada semua orang terutama kamu Aldy. Aku minta maaf, sungguh sangat minta maaf” Rere berlutut di depan Aldy. Hal itu membuat Aldy jadi merasa tidak enak.

“Sudah Rere ayo berdiri. Aku sudah memaafkan mu sudah lama sekali”

"Terima kasih Aldy,,”

“Sekarang ayo ikut aku akan aku tunjukan kamar Eky” Aldy dan Rere berjalan bersama menuju ke kamar Eky.

Rere berubah setelah dia bertemu dengan Hanif Pacar baru Rere. Hanif sangat baik dan soleh, Hanif selalu menjadi sosok yang bijak bagi Rere selalu mencerahkan fikirannya dari hal-hal negative. Awal perkenalan mereka Rere membenci Hanif tapi setelah melihat kesabaran dan kedewasaan Hanif membuat hati Rere luluh. Sebelu mereka berkencan Hanif selalu mengajari Rere mengaji selama 1 jam. Setelah itu merekapergi ke luar. Hanif bukan lah seorang ustad atau anak kiayi melainkan Hanif adalah mahasiswa jurusan ke agamaan.

“Eky ada seseorang yang mau menemuimu” Ucap Aldy sambil menunjukan siapa yang datang.

“Eky bagaimana keadaanmu,, apa baik-baik saja?” Sapa Rere pada Eky.

“Eh Rere ya,,,!! Aku baik-baik saja. Lalu dengan mu sendiri bagaimana dengan keadaanmu,,,”

Tiba-tiba Rere memeluk Eky.

“Eky maaf atas semua kesalahanku pada mu. Selama ini aku hanya menyusahkan hidupmu saja” Rere mengeluarkan air mata.

“Kamu bicara apa Rere,,, kamu enggak perna berbuat salah kok sama aku. Terima kasih ya sudah menjenguk ku,,, kamu adalah teman yang baik”

Rere terkejut dengan ucapan Eky. Eky sangat baik hati, bahkan Eky melupakan semua apa yang terjadi antara dirinya dengan Rere.

“Seharusnya aku yang berterima kasih dan aku yang seharusnya berkata kamu lah teman yang baik. Dan masalah orang yangmenabrak mu itu,,,,” Sebelum Rere meneruskan kata-katanya Eky memeotong perkataan Rere.

“Soal orang yang menabrak ku aku juga sudah memaafkan orang itu. Mungkain orang itu tidak sengaja, kalaupun sengaja aku akan tetap memaafkannya.” Ucap Eky dengan senyum manis di pipinya.

Rere merasa kagum dengan Eky begitu pula dengan Aldy, Aldy yang melihat dari belakang merasa bangga dan kagum pada Eky. Aldy menjadi semakin mencintai Eky, meski terkadang Eky cuek dan jutek tapi dibalik semua itu ternyata Eky adalah pribadi yang sangat baik hati. Rere menagis sambil memeluk Eky.

“Terima aksih ya Eky,,,”

Pada hari itu perubahan  pun terjadi. Dulu Rere yang memusuhi Eky kini menjadi sahabat baginya. Rere sering menjenguk Eky di rumah sakit membawakannya buah, kadang buku novel kesukaanya. Eky sudah tidak lagi menggunakan kursi roda kini Eky memakai tongkat berjalan, Eky sudah mulai belajar untuk menopang tubuhnya sambil dibantu Aldy disisi kanan dan Rere disisi kiri.

Suatu hari ketika Eky dan Aldy jalan-jalan di sekitar rumah sakit, saat itu Rere tidak bersama dengan mereka karena Rere sedang ada di kampus. Tiba-tiba Aldy berlutut dihadapan eky sambil berkata.

“Eky ini untuk yang ke dua kalinya kamu mau tidak menjadi pacarku?”

Eky hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku yang dilakukan Aldy.

“Baik lah untuk kali ini aku mau menjadi pacarmu. Sayang,,,”

“Akhirnya,,,,, kamu menerima ku. Aku sanyang banget sama kamu, aku akan jaga kamu selama,,,lama,,,lama,,,lamanyaaa,,,,” Aldy memeluk Eky karena bahagia.

“Eh!! Sesak jangan terlalu kencang. Ihh,,, dasar mesum! Lepasin gk!!”

“Apa katamu, baru semenit aku bahagia kamu udah buat aku kesel” Aldy tiba-tiba melepaskan pelukannya.

“Heheh,, piece,,piece,,, sayang ku marah ya,,,” Eky tertawa kecil.

Tiga bulan setelah itu Eky sudah bisa berjalan dan tinggal perban yang membalut di mukanya. Rencananya hari ini perbannya di buka. Semua orang berada di kamar Eky, Aldy, Rere, dan keluarga Eky. Saat perban Eky dibuka betapa kagetnya semua orang yang ada di dalam kamar. Bintik-bintik hitam yang ada di pipi Eky sudah menghilang, hanya tertinggal beberapa noda bekas tabrakan.

“Setelah di konsultasikan dengan dokter spesialis kulit pasti noda yang ada di pipi Eky akan menghilang jadi jangan terlalu khawatir”

Aldy terpesona melihat orang yang dicintainya ternyata sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Rere dulu. Tubuh Eky pun berubah, dulu tubuh Eky yang kurus kini berubah menjadi lebih berisi. Eky saat itu benar-benar telihat sempurna. Rere pun juga kaget melihat semua itu.

2 bulan kemudian Eky siap memulai aktifitasnya seperti biasa seperti ngampus. Setelah dikonsultasikan dengan dokter spesialis kulit wajah, wajah Eky putih mulus dan bersih. Pertama Eky memulai ngampus seluruh mata tertuju padanya. Setiap cowok yang melihatnya pasti tak lepas dari memandang Eky, bahkan Aldy merasa cemburu dengan hal tersebut.

Tiga tahun setelah itu mereka lulus dengan gelar S2. Aldy bekerja di sebuah perusahaan sebagai Alisis system, Eky ke Bandung magang selama 4 bulan disebuah sekolah ternama di Bandung, dan Rere menikah dengan Hanif.

Aldy berencana melamar Eky di ulang tahunnya yang ke 23 setelah kepulangannya dari Bandung. Setelah Eky pulang dari Bandung rencana Aldy pun dijalankan. Di hari ulang tahunnya Eky, Aldy mengajak Eky jalan-jalan tetapi Eky merasa kesal dengan Aldy karena Aldy sama sekali tidak mengucapkan selamat ulang tahun padanya padahal Eky sangat senang sekali ketika Aldy tadi pagi jam 07.00 WIB menjemputnya. Bahkan Aldy tidak memberi kado apapun pada Eky. Malam harinya sekitar jam 16.30 WIB Aldy menelpon Eky.

“Malam sayang,,, hari ini menyenangkan gk?” Ucap Aldy di telepon.

“Malam juga, enggak,, sama sekali!” Eky merasa kesal.

“Sayang kenapa?”

“Kamu tau gk hari ini hari apa? Apa kamu udah lupa?”

“Lupa apa sayang? Aku gk perna lupa kok. Udah liat kotak pos?”

“Kotak pos? emang ada apa?”

“Udah kamu lihat aja,,,”

“Ya udah kalo gitu aku lihat dulu” Eky menuju ku kotak pos.

Sesampainya di kotak pos depan rumahnya Eky membuka kotak pos.

“Sayang apa ini?” Eky memegang sebuah surat dan sebuah kotak kecil dibungkus dengan kertas kado.

“Udah kamu bukanya di dalam aja?”

Eky kemudian beranjak menuju kamarnya, dengan penasaran Eky menuju ke kamarnya sambil membolak-balik benda yang ada di tangannya.

“Sayang aku buka kadonya ya?” Ketika Eky membuka kertas dari kotak tersebut terlihatlah sebuah kotak berwarna merah. Dibukanya kotak tersebut dan ternyata isinya adalah cincin.

“Sayang kamu kasih aku cincin? Kenapa kok ngasih aku cincin sih,,,?”

“Udah di buka ya,,, aku enggak tau cincin itu bakal muat di jari kamu, moga aja muat. Sekarang baca deh isi surat yang aku kasih”

Di bukanya isi surat itu oleh Eky. Dan isi surat itu seperti ini.
To Eky Sayang

Happy Birth Day Sayang maaf tidak memberi tahumu akan kejutan yang aku buat ini. Maaf juga pagi-pagi mengajakmu jalan tapi tidak mengucapkan dan memeberi kado apa-apa. Sebenarnya inilah kado yang aku siapkan selama ini untukmu selama ini, aku sengaja kirimkan lewat pos. Kamu pasti bingung apa maksud dari kado yang sedang kamu pegang itu. Sebenarnya ini adalah bentuk dari keseriusan aku ke kamu, kita udah pacaran hampir 3 tahun dan aku ingin meresmikan hubungan ini kea rah yang lebih baik yaitu pernikahan. Eky sayang will u marry me.

Deg! Seakan-akan itulah bunyi jantung Eky ketika membaca isi surat tersebut. Tidak ada kata-kata yang terlontar di bibir Eky. Eky hanya bisa diam mematung.

“Halo,,Sayang sudah dibaca isi suratnya? Sayang,,, halooo,, apa kamu tidak apa-apa? Sayanggg,,,,sayangggg” Berkali-kali Aldy memanggil nEky tapi Eky tidak merespon sama sekali.

Aldy mulai khawatir “Kenapa dengan Eky?” Aldy merasa bingung, entah apa yang harus dia lakukan.

“Sayang kamu enggak apa-apa kan?” Aldy mulai panik.

“Aku enggak apa-apa kok sayang,,,” Jawab Eky sambil menangis.

“Sayang kamu menangis? Maaf jika aku salah”

“Apa aku tidak boleh menangis karena bahagia. Terima kasih ya sayang ini kado yang sangat special aku enggak akan melupakan ini seumur hidup aku. Aku,,, aku,,, sayang banget sama kamu”

“Aku juga sayang banget sama kamu. Jadi gimana sayang apa jawabannya?”

“Kamu masih ingat gk waktu pertama kali kita bertemu apa yang kamu katakana waktu itu sama aku?”

“Udah lama sayang aku udah lupa, maaf ya,,,,!”

“aku mencatat kata-kata kamu waktu itu”

“Kamu mencatatnya sayang!!”

“Iya karena kata-kata itulah yang membuat ku yakin ada harapan baru yang lebih indah. Dan kata-kata itu adalah seperti ini. (Jalan hidup lu itu masih panjang, lu masih belum tau apa yang akan terjadi setelah ini dan lu masih belum menyadari potensi yang ada di diri lu. Mungkin sekarang yang lu rasain pahit tapi apa akan selamanya pahit? Enggak kan? Pasti suatu hari nanti ada manisnya.) Dan apa yang dulu kamu ucapkan menjadi nyata, dan orang yang membuatnya nyata adalah kamu sayang. Aku mau menikah denganmu.”

Akhirnya Aldy menikah dengan Eky, mereka sangat bahagia hingga kebahagiaan itu bertambah setelah kelahiran anak pertama mereka yaitu Tomy.

------------------TAMAT--------------------

0 komentar:

Posting Komentar