Negeri Sakura adalah negeri yang
makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Raja tersebut bernama
Raja Degisugi, raja yang disegani dan disukai oleh rakyatnya. Bukan hanya itu
negeri Sakura juga cukup disegani oleh negeri-negeri yang bersebelahan dengan
negeri Sakura. Raja Degisugi sering mengadakan perjamuan di kerajaannya dengan
kerajaan-kerajaan yang berhubungan baik dengan kerajaan Sakura.
Raja Degisugi memiliki seorang
putra bernama Pangeran Nobita. Pewaris tunggal dari tahta ayahnya Raja
Degisugi. Tetapi Pangeran Nobita adalah pangeran yang sombong, keras, dan
congkak. Sehingga rakyatnya takut dan tidak suka terhadap Pangeran Nobita.
Pangeran Nobita sangat dekat dengan ibundanya dan Pangeran Nobita sangat
mencintai ibundanya.
Suatu hari Raja Degisugi jatuh
sakit, sakitnya sangat keras. Sang raja takut kalau dirinya akan meninggal
sementara rakyatnya membutuhkannya. Akhirnya Raja Degisugi memutuskan untuk
menjodohkan putra satu-satunya dengan seorang putri dari kerajaan Konoha. Nama
raja dari kerajaan Konoha adalah Raja Sarutobi. Alasan kenapa Raja Degisugi
menjodohkan anaknya adalah karena hubungan antara kedua kerajaan tersebut
sangat baik, disamping itu Raja Sarutobi adalah sahabat lama dari Raja
Degisugi.
Tetapi putri dari Raja Sarutobi
menolak tawaran ayahnya tersebut karena sang putri tau bahwa Pangeran Nobita
adalah pangeran yang sombong dan banyak tidak disukai. Nama dari putri Raja
Sarutobi adalah Putri Hinata, putri yang sangat cantik, baik tetapi tidak suka
jika dirinya merasa diatur. Disamping Pangeran Nobita sombong, alasan lain
kenapa Putri Hinata menolak perjodohan itu adalah karena Putri Hinata sudah
memiliki kekasih di negerinya sendiri. Orang yang dicintai oleh Putri Hinata adalah
seorang pemburu. Mereka berkenalan setahun yang lalu disebuah pasar dekat
kerajaan ketika Putri Hinata lari dari kerajaan dan si pemburu tersebut sedang
menjual hasil buruannya di hutan. Putri
Hinata sering lari dari kerajaan karena ia senang berbaur dengan rakyatnya.
Nama dari pemuda yang dicintai oleh Putri Hinata adalah Naruto, ia seorang
mata-mata yang berkedok sebagai pemburu untuk memata-matai kerajaan Konoha.
Naruto adalah mata-mata dari kerajaan lain
yang ingin menghancurkan sekaligus menguasai kerajaan Konoha.
Pangeran Nobita tidak percaya
kalau ayahandanya sakit karena usia. Ia percaya kalau ayahnya sakit karena ulah
penyihir.
“Ibunda aku tidak yakin kalau
sakit ayahanda wajar. Ini pasti ulah penyihir ibunda! Ijinkan aku untuk mencari
penyihir itu dan memberi pelajaran padanya!!”
“Tidak putraku, jangan lakukan
itu. Lagi pula apa alasannya ayah mu sakit karena ulah penyihir?! Ayah mu
adalah raja yang arif dan bijaksana banyak
disukai oleh rakyatnya. Lebih baik sekarang jagalah ayahanda mu. Dia
disana ingin ditemani oleh mu putraku”
“Pasti penyihir itu ingin
mencelakai ku. Pasti penyihir itu tidak suka dengan ku sehingga ayah yang jadi
korban”
“Siapa yang kamu maksud itu
nakk,,,,!! Jangan pergi nak ibu mohon!! Aku takut terjadi apa-apa dengan mu,,”
“Siapa lagi kalau bukan penyihir
Doraemon. Dialah satu-satunya penyihir tersohor di negeri ini. Jagalah ayah
ibunda aku akan buat perhitungan dengannya”
Pangeran Nobita pun pergi ke
tempat Doraemon penyihir yang dicurigai telah mengguna-guna ayahnya. Dipacunya
kuda yang ditunggangi dengan kencang. Ibundanya yang khawatir dengan putranya
tersebut menyuruh beberapa prajurit untuk mecegahnya. Tak ada yang dapat
menghalangi Pangeran Nobita, kudanya berlari dengan kencang. Saat itu Pangeran
Nobita benar-benar kalap, niatnya untuk membri pelajaran pada Doraemon telah
membutakan hati dan akal fikirannya. Sesampainya disebuah pondok yang sederhana
berdinding batu bata dan beratapkan genteng. Pondok tersebut tidak terlalu luas
tetapi cukup dihuni oleh manusia.
Pangeran Nobita melompat dari
tunggangannya melangkah mendekati pondok tersebut hingga sampailah ia di depan
pintu pondok dari Doraemon. Tanpa sepatah kata pun Pangeran Nobita menendang
pintu didepannya hingga jebol.
“Siapa kamu! Kenapa menendang pintu
rumah ku!!” Tanya Doraemon dengan nada tinggi.
“Aku Pangeran Nobita Putra dari
kerajaan Sakura Raja Degisugi, datang ingin memberi perhitungan dengan mu!”
Jawab Nobita.
“Memang apa salah ku sehingga
pangeran ingin membuat perhitungan dengan ku?!”
“Ayah ku sakit gara-gara kamu
sekarang rasakan ini!!”
WHUUSSSSHH……..
Diayunkannya pedang menghunus Doraemon
tetapi berhasil ditangkisnya lalu Doraemon melompat keluar jendela.
“Jangan lari kau pengecut!!!”
Dikejarnya Doraemon oleh Nobita hingga mereka saling berhadapan.
TINNNGGGG…TINNNNGGGG
Terdengar beberapa kali kedua
senjata mereka saling beradu. Pedang milik Nobita dan toya milik Doraemon.
Pertarungan berlangsung tidak lama Doraemon beberapa kali menghindar memang
Doraemon sama sekali tidak serius karena mengingat yang dihadapinya adalah
pangeran dari Raja Degisugi, raja yang dikagumi oleh rakayat begitu juga
dirinya.
“Kenapa kamu tidak menggunakan
sihir mu! Apa kamu menganggap remeh aku dan berusaha mempermainkan ku!!” Tanya
Nobita.
“Aku hanya tidak ingin menghadapi
putra kesayangan dari Raja Degisugi, raja yang baik pada rakyat” Jawab
Doraemon.
“Apa peduli mu pada ayah ku.
Bukankah kamu yang mencelakai ayah ku karena tidak suka dengan ku hahh!!!”
“Ternyata itu tujuan mu datang
kesini! Kau salah paham Pangeran, kalau di ijinkan aku bersedia menyembuhkan
ayah mu”
“Omong kosong!!!” JLEBB,,
Pedang terhunus ke dada Doraemon.
“Ugghh……,,” Doraemon merintih
menahan sakit.
“Aku puas akhirnya aku dapat
membuat perhitungan dengan mu” Kata Nobita.
“Kau pangeran tapi kau tidak
pantas menjadi seorang raja karena kau terlalu sombong. Ingat baik-baik kata ku
setelah kematian ku tubuh mu akan seperti tubuh ku, kau akan seperti aku. Tidak
ada yang dapat mengenali mu kecuali kau pangeran mendapat 10 kebaikan dari
orang dan dicium oleh orang yang kamu rela berkorban untuknya maka pada saat
itu semua kutukan ku akan lenyap”
“Kau hanya mengada-ngada. Aku tak
percaya ucapan mu” Jawab Nobita.
“Ingat kata-kata ku” Doraemon
lalu meninggal setelah mengucapkan kutukannya pada Nobita.
“Dasar orang aneh” Kata Nobita.
Beranjak pergilah Nobita ke
istananya. Tetapi ketika ia hendak menuju kudanya tiba-tiba badannya terhuyung
dan kepalanya menjadi lebih berat, matanya tiba-tiba menjadi kabur.
“Ada apa dengan tubuh ku! Kenapa
terasa berat?” Ucap Nobita setengah sadar.
BRRUAKKK……
Nobita jatuh terkulai lemas dan
tak sadarkan diri.
-------------------------------------------------------------------
Beberapa menit kemudian Nobita
pun sadar. Ditengah sadarnya ia terhentak kaget melihat keanehan di depannya.
Nobita melihat dirinya tengkurap dengan berceceran darah di bagian dadanya.
“Siapa itu…? Apa itu aku,, tidak
mungkin! Mana mungkin aku sudah meninggal…!!” Ucapnya terheran-heran.
Kemudian Nobita menjadi lebih
kaget setelah melihat bayangannya di kubangan air dekatnya. Nobita melihat
sosok yang tidak asing baginya, seseorang yang telah berhasil dia bunuh. Orang
tersebut adalah Si penyihir Doraemon. Nobita terheran-heran dengan kejadian
yang dialaminya saat ini. Dia setengah tak percaya dan beberapa kali menyentuh
wajahnya dengan harapan itu bukan dia, semua itu hanya mimpi.
“Tidak ini bukan aku. Kutukan itu
bohong! Ini hanya mimpi”
Nobita menjadi gugup dan mulai
ketakutan. Nobita harus menerima kenyataan bahwa semua itu bukanlah mimpi, mau
tidak mau Nobita harus menerima kutukan yang telah diberikan oleh Doraemon.
Nobita harus rela menerima tubuh barunya yaitu bertubuh pendek, berkepala
bulat,berbadan gemuk, serta berwarna biru dan putih dengan ada kantong di
dadanya. Sekarang Nobita bukanlah Nobita melainkan Nobita adalah Doraemon,
hasil dari perbuatannya sendiri.
KETPRRAAAKKK…. KETPRRAAAKKK….
KETPRRAAAKKK….JIAAHAHAHAA
Suara dari kuda prajurit kerajaan
yang mengejar Nobita.
“Penyihir Doraemon apa yang kau
lakukan?! Kenapa kau membunuh pangeran mu sendiri!!” Triak dari seorang
prajurit.
“Bukan aku! Aku adalah Pangeran
kalian. Sebenarnya ini bukan seperti yang kalian lihat…!!” Triak Nobita.
“Prajuri tangkap dia dan bawa
kehadapan Ratu!!!” Serentak prajurit berlari menghampirinya.
Nobita yang panik merogoh kantong
yang ada di dadanya dengan harapan menemukan alat yang dapat membawanya lari
dari tempat itu. Kemudian.
BLUUMMM………
Muncul bom asap hasil dari benda
yang dilemparkannya ke arah prajurit. Lalu Nobita mencari lagi sebuah alat dari
kantong di dadanya.
DUUUSSSSS……DUUSSSS………DUSSSSS
Ditembakkannya angin dari senjata
yang ada di tangannya. Satu persatu prajurit terpental karena tembakannya. Lalu
Nobita pun kabur mengendarai kuda yang ia tunggangi tadi kearah hutan. Prajurit
yang masih kebingungan berusaha mencari jalan keluar dari asap. Beberapa lama
kemudian kabut pun hilang begitupun dengan Nobita, prajurit kehilangan jejak
dari Nobita yang mereka kira adalah Doraemon. Akhirnya prajurit membawa jenasah
dari Doraemon yang mereka anggap Pangeran Nobita. Nobita pun menjadi buronan
dari negeri Sakura.
--------------------------------------------------------------------
Berhari-hari Nobita menunggang
kuda tanpa tujuan sampai-sampai kudanya tak sanggup untuk berlari lagi,
terpaksa Nobita meninggalkan kudanya dan ia pun melanjutkan pelariannya dengan
jalan kaki. Penyesalan tersirat dalam fikirannya, Nobita sadar bahwa yang dia
lakukan adalah salah dan dia menyesal tidak mendengarkan kata ibundanya. Ingin
Nobita pulang untuk melihat keadaan ayahnya tapi dia takut akan hukuman mati
karena ia dituduh telah membunuh dirinya sendiri. tergopoh-gopoh Nobita
berjalan menahan rasa lelahnya dan haus yang menyerangnya sampai ia lupa
memiliki kantong ajaib di dadanya.
Setelah sekian lama Nobita
berjalan, Nobita melihat ada sungai tak jauh dihadapannya. Dengan
tergesah-gesah Nobita berlari menghampiri sungai tersebut. Saat akan sampai
Nobita terjatuh, begitu hausnya Nobita sehingga ia merangkak menuju sungai tersebut.
Tak lama kemudian Nobita berhasil mencapai bibir sungai. Dilihatnya bayangan
wajahnya dalam air seraya berfikir (inikah wajah baru ku? Kutukan dari
Doraemon. Ayah ibu maafkan aku telah menyusahkan mu, anak mu sekarang telah
termakan oleh kesombongannya dan menderita karena perbuatannya). Diceburkannya
wajah Nobita ke air yang ada di sungai tersebut, diminumnya air tersebut sampai
rasa dahaganya terpenuhi.
Setelah rasa dahaganya hilang
Nobita berbaring sambil menghela nafas.
HHUUUFFFSS……
Tanpa ia sadari ia tertidur pulas
karena kelelahan hingga ditemukan oleh seorang petani yang rumahnya tak jauh
dari tempat Nobita tertidur. Dibawanya Nobita ke rumah petani tersebut, petani
yang hidup sendiri tanpa istri. Setelah Nobita sadar diceritakannya bahwa ia adalah
seorang pengembara dari negeri yang jauh.
“Aku menemukan mu tergeletak
dipinggir sungai. Sepertinya anda bukan orang sini karena aku baru melihatmu”
Kata petani itu.
“Nama ku Doraemon aku adalah seorang
pengembara, aku berasal dari negeri yang sangat jauh. Aku sengaja mengembara
karena hidup ku sebatangkara. Bolehkah aku tau dimanakah aku” Jawab Nobita.
“Ini adalah rumah ku aku juga
hidup sebatangkara dirumah ini tetapi aku masih memiliki banyak tetangga yang
ramah dan peduli pada ku. Jika anda tidak keberatan tinggallah bersama ku
disini” Jawab Petani.
“Tidak aku harus pergi. Aku hanya
akan merepotkan mu saja, maaf Paman bukannya aku menolak kebaikan mu” Nobita
bergegas bangun.
“Baiklah jika anda tidak berkenan
tapi sepertinya anda kelelahan sekali. Setidaknya menginaplah semalam disini.
Aku akan menyiapkan air untuk anda mandi dan makan sepertinya anda sudah
berhari-hari tak makan”
“Terimakasih atas kebaikan paman,
suatu saat aku pasti akan membalas kebaikan paman. Kalo boleh tau nama Paman
siapa?”
“Panggil saja aku Paman Jiraiya”
Jiraiya sambil tersenyum kecil.
“Doraemon aku mau kepasar dulu
ya? Ada beberapa keperluan yang harus ku beli, lebih baik sekarang Doraemon
istirahat dulu” Lanjut Jiraiya.
“Terimakasih Paman Jiraiya,,”
Ketika Jiraiya hendak pergi ke
Pasar Jiraiya disapa oleh salah satu tetengganya.
“Hey Jiraiya,,, siapa tamu mu
itu? Sepertinya bukan orang sini”
“Ohh,, dia seorang pengembara
dari negeri jauh. Aku sengaja membiarkannya menetap karena dia sebatangkara.
Sudah dulu jangan mengganggu ku! Aku sedang terburu-buru. Kalau mau mengajak ku
main catur nanti saja” Jawab Jiraiya.
“Ya sudah aku juga sibuk menjaga
toko. Nanti malam setelah menutup toko mampirlah ke toko ku kita lanjutkan
pertandingannya sambil minum sake”
Nobita merasa bersyukur telah
bertemu dengan orang baik yang telah mengijinkannya untuk tinggal sementara
waktu di rumahnya. Dia berfikir bahwa dia akan menetap di tempat itu sampai
kutukannya berakhir. Kembali Nobita mengingat dari kutukan yang diberikan oleh
Doraemon, mengingat-ingat kembali apa yang dapat melepas semua kutukan
tersebut. Ditengah-tengah lamunannya ia dikagetkan oleh Paman Jiraiya.
“Hidangannya sudah siap……!!
Sekarang Doraemon mandi lalu makan nanti setelah makan Paman akan ajak Doraemon
jalan-jalan”
“Terimakasih Paman” Ucap Nobita.
Setelah Nobita menyantap hidangan
yang disediakan oleh Jiraiya. Nobita diajak jalan-jalan disekitar tempat
tinggalnya. Dikenalkannya satu persatu penduduk desa kepada Nobita. Pada saat
Nobita berjalan-jalan Nobita melihat seorang gadis yang sangat manis berada di
depannya. Pandangan Nobita terus tertuju pada gadis tersebut seakan-akan Nobita
ingin berkenalan pada gadis tersebut.
“Hay anak muda sedang memandang
siapa diri mu? Hahahah gadis itu ya,,,, ayo aku kenalkan pada gadis itu” Tiba-tiba
Jiraiya mengagetkan lamunan Nobita lalu menyeret tangan Nobita kehadapan gadis
itu.
“Hay Paman Jiraiya sepertinya
Paman terlihat ceria sekali. Pantas Paman selalu awet muda” Sapa gadis itu.
“Ah sizuka bisa saja. Oh ya! Ini
ada pemuda yang ingin berkenalan dengan mu dia dari tadi memandangi mu. Sepertinya dia suka dengan mu” Canda Jiraiya.
“Hah!! Apa-apaan Paman ini,,,!
Tolong jangan dengarkan kata-katanya dia hanya sedang mabuk sake” Celetuk
Nobita.
“Apa! Paman mabuk lagi yaa,,
nakal ya Paman!!” Omel Gadis itu pada Jiraiya.
“Hey,,,!!! Aku kan hanya minum
sedikit!! Sudahlah aku ada urusan. Sizuka tolong ajak jalan-jalan pemuda ini
dia baru disini. Sampai jumpa aku pergi dulu,,,,” Jiraiya bergegas pergi.
“Paman Jiraiyaaa,,, tunggu!! Aku
belum mengenal tempat ini,,,” Teriak Nobita.
“Nama mu siapa?” Ucap gadis itu
ke Nobita.
Sontak Nobita kaget dan
mengucapkan namanya dengan terbata-bata.
“Na,,na,,na,,ma ku
do,,doraemon!!”
“Hahaha,, kamu lucu yaa,, pasti
kamu bukan orang sini. Ayo ikut aku berkeliling di tempat ini. Kamu tinggal
bersama Paman Jiraiya yaa,, pasti kamu akan selalu senang jika bersamanya Paman
adalah orang paling ceria di desa ini” Ucap gadis itu panjang lebar seakan-akan
mereka sudah lama kenal.
Nobita berjalan-jalan
mengelilingi desa ditemani oleh gadis yang tadi berkenalan dengannya. Mereka
langsung akrab satu sama lain. Nobita merasa kerasan berada di desa itu ia
berniat menetap di desa itu hingga ia siap kembali untuk pulang ke kerajaannya.
Apalagi ia sekarang ditemani oleh gadis cantik di desa itu.
“Wahh,, ternyata seharian
berjalan-jalan dengan Sizuka kamu banyak melamun Doraemon!” Jiraiya mengagetkan
Nobita yang tengah melamunkan sesuatu.
“Sudah malam cepat tidur. Lagi
pula besok pagi Doraemon harus melanjutkan mengembaranya” Lanjut Jiraiya.
“Paman sepertinya aku kerasan
berada di desa ini. Aku akan tinggal di desa ini untuk beberapa hari kedepan.
Paman tidak keberatan kan?” Tanya Nobita.
“Wahh,, Paman sama sekali tidak
keberatan malah Paman merasa senang” Jawab Jiraiya.
“Paman kalau boleh tau nama desa
ini apa Paman?” Tanya Nobita lagi pada Jiraiya.
“Oh iya! Selamat datang di desa
Konoha”
“Hah!!” Nobita sontak kaget.
“Doraemon! Kenapa kaget! Apa
Doraemon pernah mendengar nama negeri ini?” Tanya Jiraiya.
“Oh tidak Paman. Tidak apa-apa” Jawab
Nobita.
“Ya sudah tidur aku ngantuk”
Jiraiya bergegas tidur.
Terang saja Nobita kaget. Nobita
sangat kenal dengan raja mereka karena sering ke kerajaannya yaitu negeri
Sakura. Nobita juga tau bahwa ia tengah di jodohkan dengan putri dari kerajaan
Konoha. Tapi yang Nobita tidak tau bahwa gadis yang dikenalnya tadi sore adalah
Putri Hinata, putri dari Raja Sarutobi. Raja yang menguasai negeri Konoha.
*Keesokan paginya*
“Bangun anak manja! Ayo bantu
Paman dikebun” Jiraiya mengagetkan Nobita yang sedang tertidur pulas.
“Paman aku capek hari ini aku mau
tidur seharian” Kata Nobita.
“Dasar anak pemalas! Apa kamu
tidak ingin bertemu Sizuka?!”
“Hah! Yang bener Paman!! Apa
Sizuka ke kebun juga?!” Nobita langsung bangun dari tidurnya.
“Hahaha,, Paman hanya bercanda.
Mungkin kamu akan bertemu dengannya di pasar” Ucap Jiraiya sambil tertawa.
“Paman!!! Pagi-pagi sudah membuat
orang kesal! Ya sudah aku mau mandi dulu ya Paman,,” Ucap Nobita dengan nada
kesal.
Pagi itu Nobita dan Jiraiya pergi
ke kebun setelah mereka selesai makan. Ditengah perjalanan Nobita bertemu
dengan Hinata. Nobita pun menjadi semangat menyapa Hinata.
“Pagi Sizuka,,! Mau kemana
pagi-pagi?” Sapa Nobita.
“Pagi juga Doraemon,,!
Jalan-jalan. Doraemon sendiri mau kemana?” Sapa Hinata.
“Aku mau ke kebun bersama Paman,
mau ikut!!”
"Ikut! Memang boleh? Ya sudah aku
mau ikut Paman saja ke kebun. Boleh ya Paman,,,,!!”
“Boleh saja. Mana mungkin aku
melarang orang pacaran. Hahaha” Seru Jiraiya sambil tertawa.
“Paman!! Aku dan Sizuka tidak
pacaran!!” Ucap Nobita kepada Jiraiya dengan nada kesal.
“Iiihh,,,,! Apa-apaan sih Paman.
Aku dan Doraemon kan hanya berteman” Pukul-pukul manja Jiraiya.
Hinata, Nobita dan Jiraiya
melanjutkan perjalanan ke kebun. Hinata yang ikut membantu Paman di kebun
membuat Nobita merasa senang. Beberapa minggu kemudian Hinata dan Doraemon
semakin dekat, mereka bersahabat dan sering bersama-sama. Suatu hari saat
Hinata dan Nobita bersantai-santai di atas bukit Hinata menceritakan jati
dirinya yang sebenarnya pada Nobita.
“Doraemon ada yang ingin aku
ceritakan pada mu”
“Apa itu Sizuka?!” Tanya Nobita
penasaran.
“Sebenarnya nama ku bukan Sizuka.
Tetapi na,,na,,nama ku adalah Hi,,hinata. Putri dari Raja Sarutobi, aku adalah
putri kerajaan. Sengaja aku hidup di desa karena aku tidak suka hidup di istana
yang di kekang oleh ayah ku. Maaf telah membohongi mu selama ini, kita sudah
sangat akrab dan aku sudah menganggap mu sebagai sahabat ku sendiri. Aku senang
dekat dengan mu dan paman Jiraiya karena dekat dengan kalian membuat hati ku
bahagia. Oh ya Doraemon tolong jangan ceritakan ini pada penduduk desa tentang
penyamaran ku ini. Aku percaya kamu pasti bisa jaga rahasia” Ucap Hinata dengan
senyuman di pipinya.
Mendengar curhatan dari Hinata
membuat Nobita menjadi kaget. Dia tak menyangka bahwa orang yang bersamanya
selama ini adalah putri yang akan dinikahinya. Tetapi Nobita tidak berani
menceritakan siapa sebenarnya dirinya Nobita takut akan resiko jika jati
dirinya terbongkar.
“Hinata memangnya apa yang
terjadi dengan dirimu dan ayahmu ?” Tanya Nobita.
“Aku hendak dijodohkan dengan
orang yang tidak aku sukai, meskipun orang yang hendak dijodohkan dengan ku
adalah seorang pangeran tetapi apa gunanya pangran itu adalah pangeran yang
congkak. Aku lebih memilih menikah dengan rakyat jelatah dari pada
bermewah-mewah tetapi dengan orang yang tidak aku sukai. Lagi pula aku sudah
mempunyai kekasih” Jawab Hinata panjang lebar.
Nobita hanya bengong mendengar
cerita dari Hinata dia tidak menyangka bahwa dirinya seburuk itu dimata Hinata.
Sejak saat itu perubahan terjadi pada Nobita, Nobita selalu menebarkan senyum pada
orang disekitarnya san membantu orang-orang di desa Konoha. Tanpa sadar Nobita
telah melakukan lebih dari 10 kebaikan.
Disuatu pagi Jiraiya mengajak
Nobita pergi ke kedai ramen dipasar. Saat Nobita sedang menyantap mie ramen
Nobita melihat Hinata berbincang-bincang dengan seorang pemuda dan pemuda itu
terasa tidak asing bagi Nobita. Nobita pernah merasa melihat pemuda itu disuatu
tempat.
“Paman pemuda itu siapa paman kok
aku tidak pernah melihatnya?!” Tanya Nobita pada Jiraiya.
“Hah!! Siapa? Ohh… pamuda itu….!
Dia seorang pemburu yang menjual hasil buruannya ke pasar tetapi paman agak
curuga dengan pemuda itu karena pemuda itu sering menanyakan sesuatu hal
mengenai seluk beluk kerajaan dan paman sering memergokinya hendak masuk ke
istana” Jawab Jiraiya sambil menyantap mie ramen.
“Kok sepertinya akrab sekali
bengan Sizuka paman?!” Tanya Nobita.
“Aku memang selalu menjumpai
mereka sering ngobrol, sepertinya mereka ada sebuah hubungan” Jawab Jiraiya.
(Jangan-jangan pemuda itu adalah
kekasih Hinata yang dulu dia ceritakan) Tanya Nobita dalam hati.
Karena penasaran Nobita mendekati
mereka berdua.disapanya Hinata “Hay Sizuka….! Lagi belanja ya……!!”
“Eh!! Doraemon,, kenalkan ini
Naruto, dialah orang yang sering aku ceritakan kepadamu dulu” Jawab Hinata
dengan senyum manis.
“Hay Sizuka kenapa tidak
perkenalkan kekasihmu pada ku,,!” Ucap Nobita.
“Oh iya perkenalkan ini Naruto
dia disini datang berdagang, Naruto ini Doraemon dia seorang pengembara. Doraemon
ini temanku dia tinggal bersama paman Jiraiya”
“Senang bertemu denganmu
Doraemon, jadi kamu baru ya disini” Ucap Naruto.
“Tentu saja sobat,, jadi kamu
seorang pemburu ya,,,!! Wahhh kapan-kapan boleh ajak aku berburu” Seru Nobita.
“Hhmmm,,,, bagaimana ya,,,!!
Tidak masalah asal jangan sampai tersesat di hutan, hahahah. Oh ya Sizuka kapan
mengajakku ke dalam istana aku ingin berkenalan dengan ayah mu”
“Bagaimana ya,,, apa boleh aku
membawa orang luar ke istana” Ucap Hinata.
“Loh Naruto jadi kamu tau ya kalo
Sizuka ini adalah anak putri raja!” Seru Nobita.
“Sudah lama aku mengetahuinya
Sizuka yang bercerita pada ku, Doraemon juga tau ya kalo Sizuka adalah putri
raja. Tentu saja boleh apa Sizuka serius pada ku? Bukannya Sizuka ingin
membatalkan perjodohah itu?!” Ucap Naruto panjang lebar.
“Sudalah Sizuka ijinkan saja
enggak mungkin terjadi apa-apa biar aku nanti yang bicara dengan ayah mu”
Nobita mencoba meyakinkan Hinata.
“Ya sudahlah tak apa-apa. Ayo ke
istana”
“Oh ya! Sebentar, Paman Jiraiya
aku pergi dulu yaaa,,,!! Aku mau pergi dengan Naruto dan Sizuka” Teriak Nobita.
“Baiklah jangan pulang terlalu
malam nanti aku kunci dari dalam” Teriak Jiraiya pada Nobita.
“Ya Pamannn,,,,!!”
Sesampainya mereka di istana
Hinata memperkenalkan Nobita dan Naruto pada ayahnya.
“Hinata siapa yang kamu bawah
ini? Apa ada perlu dengan ku?” Tanya ayahnya.
“Ayah perkenalkan mereka adalah
teman-teman ku ini Naruto dan ini adalah Doraemon” Ucapa Hinata.
“Doraemon kenapa Jiraiya tidak
kamu ajak bersama mu. Biar dia menemaniku minum sake” Ucap ayah Hinata.
“darimana raja mengenal paman
ku?” Ucap Nobita dengan heran.
“Hahahah,, putri ku ini yang
selalu bercerita dengan ku. Hinata selalu tersenyum jika menceritakanmu”
“Ayah apa-apaan jangan membuatku
malu” seru Hinata sambil mencubit ayahnya.
“Dan kamu Naruto aku belum
mengenalmu bagaimana kamu bisa mengenal putri ku” Tanya ayah Hinata pada
Naruto.
“Aku berkenalan dengan Hinata
dipasar saat aku menjual hasil buruan ku disana. Sebenarnya kami sudah lama
mengenal dan kami sedang pacaran” Ucap Naruto pada Ayah Hinata.
Setelah Naruto menceritakan hubungannya
dengan Hinata suasana jadi hening kemudian Ayah Hinata mengajak Hinata ke suatu
tempat untuk berbicara dengannya.
“Hinata aku ingin bicara pada mu
apa benar apa yang dikatakan Naruto tadi?”
“Maaf ayah aku sudah lama
mengenalnya dia baik pada ku. Aku tidak ingin dijodohkan Naruto adalah pilihan
ku”
“Akhir-akhir ini ayah dengar ada
seseorang yang sering menyelinap ke dalam istana dan ciri-ciri orang tersebut
seperti Naruto”
“Jadi ayah menudu Naruto adalah
mata-mata!!”
“Bukan itu maksut ayah Naruto
hanya seorang pemburu dan kamu sendiri tidak tau kan asal-usulnya. Ayah harapa
agar Hinata lebih hati-hati”
“Ayah sudah aku tidak ingin
mendengar ucapan ayah aku kecewa dengan ayah” Hinata lalu pergi mengajak Naruto
dan Doraemon keluar istana.
Setelah Hinata menjelaskan apa
yang terjadi dengan ayahnya tadi Naruto marah dan meninggalkan Hinata pergi.
Tinggallah Doraemon dan Hinata, Hinata menangis terseduh-seduh karena kecewa
dengan ayahnya. Doraemon yang merasa ibah mencoba menenangkan Hinata.
“Hinata jika kamu mengijinkan
biar aku yang akan berbicara dengan ayahmu” Hibur Nobita pada Hinata.
“Jangan Doraemon tidak mungkin
hati ayah bisa luluh” Ucap Hinata sambil terisak-isak.
“Jangan khawatir aku pasti bisa!
Percayalah” Nobita berlalu pergi menuju istana.
Sesampainya di istana Nobita
mencoba berhadapan dengan raja.
“yang mulia maukah sekiranya
pergi memancing dengan ku,,,,!!” Ucap Nobita.
“Dengan senang hati pangeran
Doraemon,,,!!” Sarutobi melambaikan tangan ke bawah sambil membungkukkan badan.
“Ih! Yang mulia aku serius!!!”
“Hahahah,, aku juga serius.
Tunggu sebentar aku akan ikut denganmu memancing”
Sesampainya disungai Nobita dan
Sarutobi saling bercerita dengan diselingi dengan canda gurau.
“Aku bingung dengan tingkah
Hinata kenapa dia sulit sekali diatur. Mungkin sulit bagiku menjadi ayah
sekaligus ibu baginya” Ucap Sarutobi.
“Yang Mulia terlalu mengekang
putri yang mulia sesekali ajak putri yang mulia pergi jalan-jalan jang terlalu
sibuk dengan urusan kerajaan. Putri yang mulia bisa mengerti melalui kasih
saying yang diberikan” Jawab Nobita.
Setelah berbincangan Nobita dan
Sarutobi. Sarutobi mengajak Hinata pergijalan-jalan ke desa banyak hal yang
diceritakan Hinata pada Sarutobi. Sarutobi tidak pernah melihat putrinya
sebahagia ini akhirnya Sarutobi pun mengerti bahwa yang dibutuhkan putrinya
adalah kebebasan.
“Putri ku aku setujui hubungan mu
dengan Naruto. Sering-sering ajak dia main ke istana” Ucap Sarutobi pada
Hinata.
“Benarkah itu ayah,,!!” Mata
Hinata berkaca-kaca.
“Terimakasih ayah,,,” Hinata
langsung memeluk ayahnya.
Malam harinya Nobita mengingat
kembali tentang Naruto dia seperti mengenal dan bertemu dengan naruto
sebelumnya. Ditengah lamunannya Nobita mengingat pertempurannya dengan kerajaan
Komugakure. Mendadak Nobita terbangun seraya berkata.
“Aku ingat!! Sial aku telah
membuat kesalahan. Aku harus keistana”
Di malam itu Nobita bergegas ke
istana tetapi langkahnya terhenti karena melihat parajurit dari Negeri Sakura
masuk kedalam istana. Tidak jauh dari istana Nobita melihat Hinata sedang
menyambut para prajurit itu.
“Hinata,,,Hinata,,,
kesiniii,,,,!!!” Ucap Nobita beberapa kali pada Hinata.
“Eh Doraemon ada apa? Kenapa ada
disitu? Ada tamu dari kerajaan Sakura. oh ya terimakasih sudah meluluhkan hati
ayah ku kamu memang sahabat terbaikku”
“Ya sama-sama. Besok temui aku di
bukit ada yang harus aku bicarakan penting”
“Ya baik!!”
Keesokan harinya Nobita dan
Hinata bertemu. Hinata cemberut seakan-akan tau rahasia yang telah
disembunyikan Nobita selama ini.
“Aku mau berbicara dengannmu”
Ucap Nobita dan Hinata berbarengan.
“Kamu dulu” Kata Hinata.
“Jauhi Naruto karena dia adalah
mata-mata dari Kerajaan Komugakure. Kerajaan itu ingin merebut kerajaan Konoha
dari ayahmu. Waktu peperangan yang terjadi dulu antara kerajaan Sakura dan
Kerajaan Komugakure aku melihatnya”
“Kenapa kamu berbicara seperti
itu setelah berhasil meyakinkan ayah ku. Ku kira kamu adalah teman yang baik
ternyata kamu sam dengan ayah ku”
“Dengarkan Hinata aku melihatnya
dengan mata kepalaku sendiri ketika ada peperangan di Negeri Sakura”
“Kenapa kamu bisa berada di
Negeri Sakura!! itu karena kamu adalah penyihir dari Negeri Sakura yang telah
membunuh Nobita jawab!!!”
“Tunggu Hinata aku bisa jelaskan
semua itu”
“Tidak perlu semuanya sudah
jelas”
Aku adalah Nobita!!” Tegas Nobita
padaHinata.
“Apa maksutmu?!!”
Nobita bercerita panjang lebar
ketika pembunuhan malam itu pada Hinata tetapi Hinata tak percaya dengan semua
penjelasannya.
“Pergi kamu dari sini dan jangan
menampakan wajahmu dihadapanku. Pergi Doraemon sebelum Prajurit dari Kerajaan
menemukannmu” Teriak hinata pada Nobita.
“Baik Hinata aku akan pergi
tetapi bukan untuk menghindar aku akan menghadapinya. Mungkan ini adalah
kata-kata terakhirku pada mu karena setelah ini aku tidak ada lagi di dunia
ini. Senang telah mengenalmu, ayahmu, senang telah bersahabat denganmu, sedih
rasanya tidak akan bertemu lagi dengan orang yang secantik dirimu, yang selalu
menemaniku, dan mengindahkan hari-hari ku. Mungkin tanpa mu dan paman jiraiya
aku tidak mungkin seperti ini, aku telah berubah karena desa ini, karena negeri
ini” Nobita memalingkan mukanya beranjak pergi.
“Tunggu!!” Ucap Hinata.
Nobita berhenti sejenak.
“Kenapa kamu menganggapku yang
selalu membuatmu bahagia dan mengindahkan harimu?!” Lanjut Hinata pada Nobita.
“Karena aku mencintaimu” Jawab
Nobita sambil berlalu meninggalkan Hinata.
Hinata yang mendengar kata-kata
terakhir dari Nobita kaget kemudian menangis terseduh-seduh. Akhirnya Nobita
menyerahkan dirinya kepada prajurit kerajaan Sakura tanpa perlawanan.
“Maafkan aku paman telah
membohongimu selama ini” Ucap Nobita pada Jiraiya sambil diikat oleh para
prajurit.
“Aku tau tidak mungkin kamu
melakukannya pasti ada keadilan untukmu nak” Tepuk Jiraiya di punggung Nobita.
Nobita pun berlalu pergi menuju
ke Negeri Sakura untuk diadili. Setelah itu Naruto lebih leluasa mengambil
informasi di dalam istana Konoha Naruto pu berhasil memasukan beberapa prajurit
mata-mata ke dalam istana tanpa sepengetahuan orang istana. Hinata yang curiga
dengan gerak-gerik Naruto mencoba menguntitnya ke luar istana. Begitu
terkejutnya Hinata melihat Naruto bertemu dengan raja dari Komugakure sedang
merencanakan strategi untuk menaklukkan kerajaan Konoha. Hinata yang sedang
menguping dipergoki oleh salah seorang prajurit Komugakure, Hinata pun
dijadikan tawanan.
“Yang Mulia aku menangkap salah
seorang penguntit” Melemparkan Hinata kehadapan raja.
“Apa kau mengenalnya Jendral
Naruto,,,?!!” Tanya sang raja.
“Ohh,, dia,,!! Yang Mulia dia
adalah putri dari Sarutobi. Lebih baik kita tawan dia untuk memperdayai
ayahnya. Bisa dibilang dia adalah kartu as untuk kita” Jawab naruto.
“Hahahah,, aku setuju pendapat mu
Jendral. Tidak percuma aku mempercayaimu sebagai tangan kanan ku” Ucap Sang
raja dengan tawa lebar.
“Bajingan kamu Naruto ternyata
apa yang dikatakan Doraemon itu benar! Bengsek kamu Naruto,,!!!” teriak Hinata
pada Naruto.
“Hahahah,, cacian mu itu sudah
terlambat. Sertawalah untuk kehancuran kerajaan Konoha. Hahaha,, Prajurit
kurung dia”
*BERSAMBUNG*
0 komentar:
Posting Komentar